Minggu, 08 Januari 2012

Reformasi pendidikan

Pendidikan dimasa lalu tepatnya pada tahun 1966, ketika ibu saya bersekolah di sekolah rakyat atau sekolah dasar, sangatlah  jauh berbeda dengan pendidikan yang ada pada zaman sekarang. Pendidikan pada masa lalu pada tahun 1966, telah terdapat kurikulum 1950 atau yang lebih dikenal pada waktu itu disebut dengan rencana pelajaran 1947. Rencana pelajaran sederhana sekali, hanya memuat mata pelajaran, jam pengajarannya dan garis- garis besar pengajarannya. Rencana Pelajaran 1947 lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara, dan bermasyarakat, daripada pendidikan pikiran. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian, dan pendidikan jasmani.
Ibu saya bersekolah di sekolah rakyat yang berada jauh dari rumahnya. Beliau harus menempuh beberapa kilometer untuk sampai di sekolahnya dikarenakan tidak adanya fasilitas transportasi seperti bus. Beliau  bersekolah tanpa menggunakan seragam. Seragam beliau hanya satu dan seragam tersebut hanya dipakai ketika hari senin. Dan hari- hari selanjutnya, beliau menggunakan pakaian sehari- hari dan tanpa menggunakan alas kaki.
Di sekolah, beliau belajar mengenai  Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Berhitung, Ilmu Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, Sejarah, Menggambar, Menulis, Seni Suara, Pekerjaan Tangan, Pekerjaan Keputrian, Gerak Badan, Kebersihan dan Kesehatan, pendidikan Budi Pekerti, dan Pendidikan Agama. Saat itu hanya ada buku paket tanpa disertai LKS.
Pengajaran yang diberikan di sekolah sifatnya pasif. Tidak ada interaksi atau diskusi antar guru dan murid maupun antar sesama murid. Murid hanya mendengarkan dan menerima saja apa yang disampaikan oleh gurunya.
Berbeda dengan pendidikan dizaman sekarang ketika saya masih duduk di bangku  SMA dulu. Ketika itu, kurikulum yang dipakai adalah KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan). Kurikulum ini isinya bisa dibilang lumayan kompleks.
Murid di kelas lebih aktif dalam berdiskusi dengan gurunya maupun dengan teman- temannya. Mereka tidak hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh gurunya, Tetapi mereka juga menjadi lebih keritis pada apa yang mereka dapatkan dari guru mereka.
Selain lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, mereka juga difasilitasi dengan buku paket yang biasanya disertai dengan LKS. Serta fasilitas seperti komputer dan internet yang dapat membantu mereka mengerjakan tugas- tugas mereka lebih cepat.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kurikulum haruslah disesuaikan atau dikondisikan dengan kemajuan zaman serta tuntutan globalisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar